Batupenjuru.blogspot.com Berikut ini kami sampaikan
tulisan KH. A. Hastim Muzadi yang dikutip dari Ir. William Wiguna,
CPHR., CBA., CPI. Care Plus Indonesia®, artikel ini sangat bermanfaat
sebagai motivasi dan Revolusi Mental Masyarakat Indonesia, membuka
cakrawala berfikir, berfikir universal tidak terperangkap isu SARA,
membangunkan yang sudah tertidur pulas karena nikmatnya kondisi saat
ini tanpa disadari akan membawa kehancuran.
MARI BELAJAR GAYA HIDUP BANGSA CHINA
Oleh : KH. A. Hasyim Muzadi
Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang
Saya
ingin menyampaikan sesuatu yang menarik tentang RRC (Tiongkok) kepada
kamu semua. Dengan perjalanan ini, saya menjadi lebih mengerti kenapa
Rasulullah SAW menganjurkan kita supaya mencari ilmu, sekalipun ke
Negeri Cina. Saya perhatikan ada beberapa kekhususan dari China ,
yaitu:
1. Segi Historis (Sejarah)
China adalah bangsa yang tua
karena beribu-ribu tahun sebelum masehi, China sudah menjadi bangsa
yang besar bersama dengan Romawi, Yunani , Persia , India , dll. Ini
adalah bangsa-bangsa tua yang ribuan tahun sebelum masehi sudah dikenal
dalam sejarah.
2. Segi Geografis
China persis berada pada
posisi tengah-tengah dari Benua Asia. Adapun selisih waktu antara
Beijing dengan Jakarta hanya 1 jam sebagaimana selisih WIB dan WITA.
Luas Negara China ini luar biasa, bahkan melampui luasnya Amerika
Serikat dan hampir sama dengan luas Uni Sovyet sebelum pecah.
3. Segi Populasi
Negara China mempunyai jumlah populasi terbesar di dunia, yaitu
mencapai 1,3 milyar jiwa. Ini jumlah penduduk yang ada di China daratan,
belum lagi bangsa China berada di luar China (Overseas China). Di
Negara mana-mana pasti ada orang China , termasuk Kalpataru, Cengger
Ayam, bahkan daerah yang nyelempit-nyelempit itu. Jadi, tidak ada satu
kota pun di dunia ini yang tidak ada orang Chinanya. Jumlah populasi
orang China yang berada di luar RRC itu kalau ditotal sekitar 600 juta
jiwa. Sehingga kalau ditotal secara keseluruhan, maka jumlah populasi
warga China mencapai hampir 2 milyar jiwa.
4. Segi Ekonomi
China ini adalah bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi dan pekerja
keras Dalam satu hari, orang China mampu bekerja selama 11 jam, padahal
kita saja yang berkerja 8 jam sehari sudah merasa berat. Perhatikan
orang China yang
buka toko. Pada pukul 06.00 dia sudah membuka toko
dan tutup menjelang Maghrib, kemudian malam harinya, dia totalan. Jadi,
waktu yang tersisa itu hanya digunakan untuk tidur atau untuk keperluan
yang berkaitan dengan usaha dagangnya. Di samping sebagai
pekerja keras, orang China adalah pekerja cerdas. Sekarang ini, tidak
ada satu barang pun di dunia ini yang tidak ditiru oleh Negara China .
Suatu saat saya pergi ke pasar malem. Di sana saya ditunjukkan jam
tangan merk Rolex, mulai dari yang asli seharga 70 juta Rupiah, sampai
Rolex yang seharga Rp. 70.000, dan kita sulit untuk membedakan antara
yang asli dengan yang palsu. Oleh karena itu, RRC mempunyai potensi luar
biasa untuk menghancurkan Barat. Apalagi produksi-produksi di sana
dibuat secara besar-besaran, yaitu kalau satu orang membuat 10 baju, maka dari RRC akan mengekspor sekirat 12-13 milyar baju.
5. Rasa Persaudaraan (Kecinaan)
Bangsa China mempunyai rasa “kecinaan” dunia. Jadi, kalau orang China
ketemu sama orang China lainnya, perasaannya lain dibandingkan ketemu
dengan kita.
6. Segi Politik
Dahulu
Negara China diperintah
oleh Kaisar. Tunduk kepada Kaisar adalah harga mati, sehingga pada zaman
Kekaisaran, Kaisar menyuruh rakyat untuk membangun tembok besar China
meski harus mengorbankan ratusan ribu jiwa. Tembok besar China ini
dibangun di puncak-puncak bukit dan panjangnya sekita sepanjang 6000 KM.
Kalau ada pekerja yang mati, maka langsun dikuburkan di dekat situ.
Jadi, tembok besar China itu sebenarnya angker karena ada alam arwahnya.
Setelah
itu Negara China dipimpin oleh Komunis. Pemerintahan Komunis ditambah
dengan etos kerja bangsa China yang luar biasa,menjadikan Negara China
memperoleh untung besar. Kenapa?, karena nilai yang dimakan oleh
masing-masing orang China , lebih sedikit dari pada nilai hasil
kerjamereka. Ibaratnya: kalau nilai kerjanya Rp. 20.000 perhari, maka
dia hanya memakainya sebanyak Rp, 10.000 sehari, sedangkan yang Rp.
10.000 lainnya menjadi hak Negara, sehingga yang semakin kuat adalah
Negaranya. Ini terjadi pada waktu pemerintahan Komunis dipimpin oleh
tokoh bernama Mao Zedong.
Setelah Mao Zedong meninggal dunia,
sistem ekonomi China diubah, namun politiknya tetap berhaluan Komunis.
Artinya: orang China masih diperintahkan untuk kolektivitas, tapi
ekonomi China mulai dibuka pelan-pelan. Dari situ, mulai ada ekspor dan
impor, investasi, dsb. Bahkan lebih dari 4 juta anak-anak muda China ,
dikirim ke seluruh dunia untuk belajar membuat barang-barang yang dibuat
di negara-negara yang mereka tempati. Semua itu dibiayai oleh Negara.
Akhirnya
ekonomi China meledak dan berkembang sangat pesat. Kenapa?, karena
bangsa China itu tidak suka hidup mewah, di samping karena budaya, juga
karena faktor politik Komunisme yang dianut. Jadi, Negara China itu dari
Komunis, bergeser ke arah Sosialis yang agak longgar, bahkan sekarang
menjadi Kapitalis, namun bukan “dikapitalisi” oleh orang lain.
Dalam
tempo kurang dari 20 tahun, kota-kota besar di China disulap menjadi
lebih hebat dari Washington dan New York . Jadi, di sana saya seperti
memasuki daerah yang aneh, karena saya dulu pernah ke China , tapi tidak
seperti yang sekarang ini. Sekarang ini Negara China luar biasa
hebatnya dan mulai menggeser posisi ekonomi Barat. Kenapa itu bisa
terjadi?, karena RRC tidak mau terikat dengan semua ikatan ekonomi
internasional, baik itu IMF, ILO, WTO, dsb. Sehingga RRC ini
berjalan tidak berdasarkan konsensus internasional, melainkan
menggelinding sendirian dengan kekuatan raksasa yang mereka miliki.
Hidup
bangsa China tetep sederhana, karena mereka mempunyai budaya yang
mengacu kepada filsafat Konghucu. Sekalipun bangsa China adalah komunis
yang menganut ajaran tidak bertuhan (atheisme), tapi sebenarnya mereka
masih mendewakan Kongfuche sampai hari ini. Orang China yang beragama
Kristen menganut Konghuchu, orang China yang beragama Islam juga
menganut Konghuchu, dsb. Konghuchu sudah menjadi agama negara dan agama
bangsa. Umat Islam di China tidak besar, jumlah mereka kurang lebih
sekitar 50 juta saja. Apa artinya 50 juta muslim di tengah-tengah 1.3
milyar penduduk RRC. Orang Islam di sana rata-rata sudah berusia tua
yang kelasnya “Husnul khatimah”.
Nah, yang menarik bagi saya dan
mungkin cocok dengan kandungan Hadits di atas adalah bahwa bangsa China
itu selalu hidup di bawah jumlah penghasilannya. Saya kira, sikap ini
perlu kamu tiru. Tidak ada orang China yang menghabiskan uang Rp. 10.000
sehari, kalau penghasilannya tidak mencapai Rp. 15.000. Ketika orang
China masih berpenghasilan Rp. 5.000, maka dia hanya makan sebanyak Rp.
4.000 saja. Jadi, bangsa China itu pantang memakan habis hasil
keringatnya dan harus ada sisa dari hasil keringatnya tadi. Bangsa
China sudah terbiasa hidup sederhana. Mereka bisa bikin mobil, motor,
dsb. Mereka juga bisa meniru sepeda motor model Harley Davidson.
Meskipun demikian, mereka jarang naik sepeda motor.
Saya lihat di kota
Peking, kalau orang mau bepergian yang jaraknya kurang dari 1 KM, maka
mereka memilih jalan kaki; kalau lebih dari 1 KM, mereka memilih naik
sepeda; dan kalau lebih dari 5 KM, maka mereka memilih naik bus. Kala
sudah kaya betul, baru mereka mempunyai mobil; itupun jarang dipakai,
karena mereka lebih suka naik bus sekalipun sudah mempunyai mobil
sendiri. Alasan mereka sederhana dan rasional, yaitu jalan kaki itu
lebih hemat, lebih sehat, lebih selamat, dan anti-polusi.
Di
sana
juga banyak sepeda pancal, namun sepeda yang dipakai itu jelek-jelek,
karena yang baik-baik itu untuk dijual. Jadi, bangsa China ini mempunyai
sifat-sifat yang agak aneh dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang lain.
Orang China itu kalau yang terbaik untuk dijual, sedangkan yang jelek
untuk dipakai sendiri. Di
RRC jarang ada rumah mewah, yang banyak adalah rumah susun, maklum
jumlah penduduknya milyaran orang. Sedangan bangunan yang megah-megah
adalah semacam universitas, pertokoan, mall, kantor, dsb. Orang-orang
China jarang yang gemuk, padahal makannya banyak. Mereka bisa langsing
karena sering jalan kaki dan berolah raga. Bahkan hampir
seluruhtumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat-obatan, tumbuh subur
di Negara China . Ibaratnya, Negara China adalah miniatur dari
tanaman-tanaman yangberkhasiat obat. Lha, ini yang menginspirasi Mr. Li
Xiang untuk memproduksi obat-obatan, tapi sudah dimodernisir. Pabrik
yang dimiliki oleh Mr. Xiang ini sekarang sudah menguasai 1/3 pasaran
obat di dunia.
Dia menggunakan sistem MLM (Multi Level Marketing) dan
sistem bonus, yaitu setiap orang yang berhasil menggaet pelanggan lain,
akan diberi bonus. Jadi, kalau say membuat 100 anak Al-Hikam membeli
produk obatnya, maka saya akan mendapatkan keuntungan dari 100 orang
tadi. Dengan sistem promosi yang berjenjang seperti ini, maka orang
berlomba-lomba kaya melalui pabrik milik Mr. Xiang ini. Bonusnya juga
ndak tanggung-tanggung,ada bonus berupa pesawat, kapal pesiar, mobil,
sepeda motor, dsb. Saya kan sudah ke Eropa, Amerika, Timur Tengah,
Afrika, dsb., saya melihat bangsa China ini memang aneh. Mereka lebih
mendulukan bekerja dari pada makan. Jumlah yang dimakan harus di bawah
hasil kerja.
Sebenarnya makannya orang China itu banyak sama
dengan makanya orang Arab; akan tetapi karena mereka berolah-raga terus,
sehingga jarang yang gemuk. Lain hanya dengan orang Amerika, di sana
ada wong gowo wetenge tok wis kabotan, mergo kakean badokan (orang bawa
perutnya sendiri sudah keberatan, sebab kebanyakan makan. red). Lalu
saya teringat pada Hadits Rasulullah SAW , Hadits ituditujukan untuk
urusan kehidupan duniawi.
Bangsa China ini pekerja keras dan
pekerja cerdas. Kalau orang Bugis, Madura dan Batak adalah pekerja
keras, tapi tidak cerdas, sehingga kalau ayahnya jualan rokok di
rombong, maka anaknya juga demikian. Beda dengan orang China ; kalau
ayahnya jualan kacang buntelan, maka pada saat anaknya nanti, usahanya
sudah menjadi pabrik kacang. Jadi, untuk faktor enterpreneurship,
mungkin China itu nomer satu di dunia.
Orang Barat itu hebat dalam
hal penelitian dan penemuan. Mereka meneliti sampai bisa menemukan
listrik, kereta api, silinder, dsb. Adapun masalah berdagang dan mencari
rezeki, jagonya adalah China . Sedangkan kalau makan tapi tidak
kerja, jagonya adalah orang Indonesia . Jadi, orang Indonesia itu
maunya, kalau kerja tidak berkeringat, tapi kalau makan, harus
berkeringat. Berarti di sini kita mengalami hambatan budaya untuk maju. Ini
semua membuat saya mikir-mikir: seandainya ibadah, tauhid, dan akhlaq
kita digandengkan dengan etos kerjanya orang China, maka saya kira,
itulah yang dimaksud oleh Hadits Rasulullah SAW: Bekerjalah untuk
duniammu, seakan-akan engkau hidup selamanya; dan bekerjalah untuk
akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari.
Kesalahan
orang
Islam adalah menghindari kerja keras, seakan-akan tidak berkerja keras
adalah bagian dari tasawuf, padahal pandangan seperti itu adalah bagian
dari kebodohan. Tasawuf itu ngeresii ati, bukan nganggur. Banyak
orang Islam yang merasa mulya ketika ngganggur, tapi kok urip, padahal
orang seperti ini pasti menjadi benalu atau seperti bunga teratai yang
hidup terombang-ambing di atas air, sekalipun berbunga, ia tidak bisa
lepas dari air. Oleh karena itu, saya ingin kamu semua mempunyai etos
kerja dan enterpreneurship. Saya
melihat orang China di sana jarang omong. Mereka ngomong seperlunya,
karena pekerjaan lebih mereka dahulukan. Sedangkan di sini,
omong-omongan tok iso sampek 4 jam sambil ngentekno kopi 4 gelas
(berbincang-bincang saja bisa sampai 4 jam sambil menghabiskan kopi 4
gelas. red), serta bercerita yang sama sekali tidak ada gunanya. Ini
disebut dengan wasting time (menyia-nyiakan waktu), padahal di dalam
Hadits disebutkan bahwa orang yang menyia-nyiakan waktu atau hidupnya,
berarti dia sedang disia-siakan olehAllah SWT.
Sebenarnya Islam
mengajarkan etos kerja ini ketika Rasulullah SAW ditanya: “Rezeki apa
yang paling baik?”, beliau menjawab; “Rezeki terbaik adalah rezeki hasil
tangannya sendiri”. Kadang-kadang, karena orang tua masih cukup,
maka seseorang nebeng kepada orang tua, sementara dia sendiri tidak ada
mempunyai kreativitas; sehingga begitu ditinggal mati oleh orang tuanya,
dia akan kelabakan.
Saya melihat bahwa perusahaan-perusahaan
besar milik orang China di Indonesia, rata-rata Grand Manager-nya
berusia di bawah 40 tahun. Misalnya: Gudang Garam, Djarum, dsb.
Perusahaan-perusahaan
itu sudah tidak dipegang oleh ayahnya, karena ayahnya sudah menjadi
konsultan, sedangkan yang menjadi eksekutif commite-nya adalah
anak-anaknya. Saya
sebenarnya ingin kamu berlatih dua hal, yaitu: jangan memubadzirkan
waktumu, demi menegakkan etos kerja dan berusahalah berprestasi lebih
tinggi dari pada apa yang kamu butuhkan. Hal-hal seperti di atas, kalau
digandengkan dengan akhlak dan tauhid, maka itulah bentuk nyata dari
fiddunya hasanah wa fil-akhirati hasanah.
Negara-negara
Islam,
mulai dari Saudai Arabia sampai Maroko, adalah Negara-negara yang kaya,
namun bukan Negara yang maju. Negara-negara di Timur Tengah menjadi
Negara kaya, karena mempunyai minyaknya melimpah. Namun karena yang
menyedot minyak adalah Amerika, maka Negara-negara Timur Tengah hanya
dikasih 15 % dari hasil sedotan. Itu sudah membuat mereka menjadi Negara
kaya, akan tetapi tidak bisa menjadikan mereka sebagai Negara maju,
karena nyedot minyak saja tidak bisa. Sementara Negara-negara di Timur
Tengah yang tidak punya minyak, semuanya menjadi Negara miskin, contoh:
Mesir , Tunisia , Al-Jazair, Moroko, apalagi Sudan . Sudan itu
ibukotanya bernama Kartoum, namun bandara Kartoum saja tidak ada WC-nya,
sehingga kalau mau kencing harus melayu adoh ke tempat sing
gerumbul-gerumbul (yang rimbun. red), sehabis kencing, diobati
(maksudnya; diobat-abit).
Sebenarnya, perintah melihat bangsa
China adalah bagian dari Hadits yang menyatakan bahwa hikmah itu adalah
milik orang mukmin. Kalau hikmah itu kececer pada orang lain, maka
hikmah itu adalah milikmu. Jangan karena tidak Islam, lalu kamu
memusuhi mereka. Karena mutiara itu kececer dan dipegang oleh orang
lain, maka ambil kembali hikah itu. Contoh: Penelitian itu kan perintah
Islam, lalu kenapa kita tidak memakai hasil penelitian orang Eropa?.
Dulu, sebelum orang Eropa maju, yang bisa meneliti dalam bidang
kedokteran, matematika, gizi, dsb. diteliti oleh ulama’-ulama’ Islam.
Oleh karena itu, ambillah hikmah dari mana saja, asal hikmah itu benar menurut syariat Islam.
Jadi,
tidak bagus kalau ada orang yang membeda-bedakan antara daerah Islam
dengan daerah yang tidak Islam. Karena di daerah Islam itu ada tauhid,
namun ada kelemahan; sedangkan di daerah yang tidak Islam, ada
kekufuran, namun ada kelebihannya. Hanya saja, sampai hari ini,
orang-orang Timur Tengah, masih juga membagi peta antara Negara Islam
dengan Negara tidak Islam, padahal mutiara-mutiara Islam sebagai agama,
telah tercecer disana-sini, karena tidak dipegang oleh orang muslim di negara Islam itu sendiri.
Ketika
saya masuk Somalia , penduduknya begitu miskin. Kalau di sana ada orang
bisa makan cukup setiap hari, itu sudah Alhamdulillah. Padahal Negara
ini mempunyai tambang-tambang yang banyak. Ini semua mengingatkan kita,
kenapa Negeri Islam, penduduknya miskin-miskin, sedangkan penduduk di
daerah non-muslim kok tidak demikian. Ilmu memang ada di sini, namun
yang melakukan adalah orang di luar Islam. Jadi, ilmu etos kerja, ilmu
penelitian dan kerja keras adalah Islami. Mereka yang melakukan ilmu
itu, meskipun ndak pakai syahadat; sedangkan di Negara-negara Islam
pakai syahadat, tapi ilmunya tidak diamalkan. Jadi, kalau syahadat itu
ibarat lokomitif, sedangkan gerbongnya adalah ilmu. Baik lokomotif
maupun gerbong, itu sama-sama diperlukan. Kalau ada lokomotif ndak pakai
gerbong, itu kan lucu.
Akhirnya di Negara-negara Islam,
penduduknya bertentangan karena selisih paham, saling bunuh-membunuh
karena selisih aliran, dsb. Jadi, Islam yang kaffah itu bukan Negara
harus distempel Islam, namun unsur-unsur
ke-Islam-an yang harus
diterapkan di Negara itu. Nah, sekarang itu, golongan seperti Hizbut
Tahrir, FPI, dsb. mengatakan bahwa Islam Kaffah adalah kalau Indonesia
yang dihuni oleh banyak orang Islam ini, distempel Islam; ndak
peduli apakah masyarakat di dalamnya itu menjadi maling atau tidak.
Padahal yang akan dihisab nanti adalah orang-perorang, bukan institusi.
Jadi yang harus bertanggung jawab adalah individu, bukan nation
state-nya. Baru pemahamannya saja, mereka sudah menceng dan tidak
karu-karuan. Mereka itu sebenarnya tidak kaffah, tapi merasa paling
kaffah.
Kemarin saya didatangi oleh Redaktur Majalah Sabili; saya
dikritik karena saya kok masih mempertahankan Pancasila, kenapa kok
tidak setuju dengan Khilafah, berarti tidak kaffah. Lalu saya jawab:
Lho, yang dimaksud kaffah bukan simbolistik-simbolistik, melainkan
hikmah-hikmah Islam yang berserakan, kemudian dijadikan satu, itulah
Islam kaffah. Untuk mengerti bahwa shadaqah itu penting, kita
cukup membaca Hadits. Akan tetapi untuk menciptaan masyarakat yang mampu
bersedekah, maka tidak cukup hanya dengan menghafalkan Hadits-hadits,
karena itu adalah proses perjuangan ekonomi kerakyatan. Sementara
sekolah-sekolah Islam yang di Timur Tengah, isinya menghafal saja,
sehingga berhenti sampai hafalan, tidak pada aktualisasinya. Dino-dino
omongane dalil (sehari-hari bicara dalil. red), tapi dalil iku gak tahu
dilakoni (tidak pernah dilakukan.red).
Semua ini menjadikan saya
termenung. Sudah berapa Negara yang saya kelilingi, saya kira sudah
lebih dari 40 Negara. Namun, untuk kunjungan ke China , rasanya lain
bagi saya. Bagaimana tidak?, mereka punya sesuatu, tapi tidak mau
pakai; mempunyai etos kerja tinggi, tetapi hidup sederhana; barang yang
terbaik untuk dijual, sedangkan yang asal jadi, dipakai sendiri. Mereka
juga jarang yang mau pakai sepeda motor, karena mengakibatkan polusi dan
tidak sehat. Maka dari itu, umure wong Chino iku dowo-dowo, gak
mati-mati sampek tuek tuyuk-tuyuk (umur orang china itu panjang-panjang,
tidak mati-mati sampai tua. red) , bahkan mencapai usia lebih dari 100
tahun. Jadi, budaya kita ternyata tidak produktif. Bagaimana kita bisa
mempunyai budaya yang produktif, tapi etis dan tauhidi dan Islami, ini
baru menjadi bangunan dari fiddunya hasanah wa fil akhriati hasanah.
Saya
masih akan ke Moskow. Rusia itu dedengkot komunis dunia. Mereka telah
mendirikan komunisme yang bertahan selama 70 tahun, lalu ambruk. Kenapa
Rusia setelah direformasi, kok ambruk, sedangkan China setelah reformasi
kok malah melejit, padahal keduanya sama-sama komunis?. Itu karena
komunis di China menggunakan budaya China , yaitu makan kurang dari
penghasilan; sementara orang Rusia, biaya makan melebihi kapasitas hasil
kerjanya.
Sekarang ini orang China pergi ke Moskow secara
besar-besaran untuk menggarap pertanian-pertanian. Sehingga sekarang ini
Rusia tampaknya berada di bawah kendali RRC.
Ketika saya di China
, saya bertemu dengan pedagang Amerika yang berasal dari Wall Street di
New york . Dia minta dengan hormat, supaya China itu tidak mengekspor
barang-barang seperti sekarang ini, karena kalau ini diteruskan,
maka perekonomian akan ambruk dalam 5 tahun. Jawabnya orang China :
“Saya tidak ingin mengekspor barang saya, kalau rakyat Anda tidak ingin
membeli barang saya”. Itungan China kan begini: Penduduk China itu
berjumlah 1.3 Milyar jiwa, kalau setiap orang memperoleh bati 1$ saja,
berarti untunganya sudah mencapai 1.3 Milyar dollar. Jadi, gimana mereka
mau disaingi, itu kan ndak mungkin.
http://www.wartanusantaraku.com
Salam Karakter,
Ir. William Wiguna, CPHR., CBA., CPI.
Care Plus Indonesia®
The First Life Time® Program & Counseling
Related Posts: