MEMBERDAYAKAN YANG TAKUT:YOHANES 20:19-23
Injil Yohanes 20:1-29
mengungkapkan mengenai : Penampakan-penampakan Yesus sesudah
kebangkitan_Nya dari antara orang mati. Dan Khusus bacaan hari ini, Yesus menampakkan diri kepada kesebelas
mudrid. Suasana yang dialami oleh
para murid khususnya pada waktu penampakan Yesus dalam tubuh
kebangkitan-Nyaadalah bercampur aduk antara ketakutan dan sukacita. Suasana
ketakutan karena peristiwa penyaliban Yesus yang dilakukan oleh orang-orang
Yahudi, Hususnya para pemimpin agama Yahudi dan kemungkinan para murid akan ditangkap, sepertti yang mereka lakukan kepada Yesus.
Suasana sukacita karena, peristiwa kebangkitan_Nya itu benar –benar terjadi dan kini mereka
menyaksikan sendiri akan kehadiran Yesus dalam tubuh kebangkitan itu.
Penampakkan diri Yesus di tengah pergumulan para murid dengan ganda:
1.
Untuk meneguhkan apa yang telah dikatakan
sebelumnya kepada para murid-Nya mengenai:(a) Pemberitahuan pertama mengenai
penderitaan-Nya (bnd.Mrk.8:31;Mat.16:21-28; Luk.9:22-27); (b) Pemberitahuan
kedua mengenai penderitaan-Nya (Mrk.9:31;Mat.17:22-23;Luk. 9:43-45); (c)
Pemberitahuan ketiga mengenai penderitaan-Nya
(Mrk.10:32-34;Mat.20:17-19;Luk.1831-34)
2.
Disamping itu penampakkan diri Yesus di tengah
sukacita para murid-Nya untuk meneguhkan kembali Pengutusan-Nya kepada para
murid untuk melanjutkan pekerjaan-Nya di dunia ini, sampai Ia dating kembali.
Pemahaman Perikop dan
Perenungannya
Dari
penjelasan singkat pengantar di atas menuntun untuk memahami bacaan hari ini
dengan memperhatikan tiga pokok pikiran yang merupakan garis besar untuk
direnungkan bersama, antara lain:
Pertama, Yesus hadir untuk meneguhkan ketakutan para
murid-Nya, (ay.19-20)
Ø
Perlu dipahami bahwa laporan Injil-Injil
Sinopsis (Matius, Markus, Lukas) bahwa sebelum yesus menampakkan diri-Nya
kepada kesebelas murid-Nya, Ia telah menampakkan diri kepada orang-orang lain lebih dahulu, yakni kepada
perempuan-perempuan, kepada Petrus dan
kepada kedua orang yang pergi ke Emaus. Dikisahkan bahwa berita mengenai kebangkitan
Yesus sudah tersebar meluas sampai ke
kota Yerusalem bahwa mayat Yesus tidak ada di dalam kubur itu dan bahwa Ia
sudah bangkit. Berita itu tentunya mendatangkan kesulitan besar kepada
murid-murid Yesus. Para murid merasa takut kepada orang-orang Yahudi, khususnya
pengalaman pada waktu malam ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani mengenai
pertanyaan Hanas tentang mereka (bnd.18:19). Yesus ditangkap di taman Getsemani
mengenai pertanyaan Hanas tentang mereka(bnd.18:19). Bahkan situasi ketakutan
para murid-Nya juga disebabkan oleh perkataan Yesus sebelumnya yang mengatakan bahwa apabila Dia menderita maka
mereka juga akan menderita (Mat.16:20; Yoh.15:20).
Ø
Di tengah situasi kekalutan para murid itulah,
Yesus hadir dalam penampakkan diri-Nya yang telah bangkit itu. Jelas bahwa
Yesus masuk dalama ruangan yang tetertutup dan pintu yang terkunci menunjukkan bahwa kini Yesus memiliki
kemampuan untuk membuat diri-Nya menjadi “roh” atau ‘ru’ah” yang artinya angin (bnd.
Kej.2:7). Itulah tubuh kebangkitan-Nya.
Ø
Kehadiran Yesus di tengah dan dalam ruangan para
murid-Nya sedang berkumpul itu untuk
meneguhkan kembali kepercayaan mereka. Dalam ayat 20, Yesus mengucapkan “Damai Sejahtera bagi kamu,” untuk
menghilangkan ketakutan, kecemasan, kegalauan yang dialami para murid yang
dikasihi-Nya itu. Sesudah Yesus meneguhkan hati para murid-Nya supaya makin
yakin lagi mereka akan kebangkitan-Nya, sebagai bukti Ia menunjukkan tangan
yang berbekas paku dan lambung yang berbekas tombak perwira Romawi kepada
mereka. Penunjukkan bukti itu
menenangkan dan membuat sukacita yang luar biasa para murid-Nya, agar siap
untuk menerima apa pun tugas berikut yang diberikan Yesus kepada mereka.
Menurut Lukas, pembuktian Yesus yang menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya,
jelas diperlukan untuk meyakinkan mereka akan kebangkitan-Nya (Luk. 24:39-40;16:22).
Dalam Refleksi kehidupan kita sehari-hari kecemasan
ketakutan, kekuatiran kerap terjadi ,
misalkan kita mempunyai rekan saudara yang saat ini tengah megikuti hasil
perhitungan suara pasti ada rasa kuatir, frustrasi, apabila tidak terpilih maka
thema “Memberdayakan yang takut” dan harus kembali bangkit sangat
bermanfaat untuk kehidupan rohaninya. Ketakutan ada juga yang disebabkan karena
bersalah contohnya: William
James Vahey pelaku pedofila anak di JIS dilaporkan oleh FBI telah bunuh diri,
Hitler tokoh Nazi Jerman juga bunuh diri karena kesalahan yang dilakukannya. Tetapi
atas juga Rasa takut yang sengaja diciptakan orang-orang yang mencari
keuntungan contohnya: Bagi saudara yang tiap hari nail kendaraan biskota dalam
kegiatan kesehariannya selalu ada anak muda yang berlengan tato, jalan
sempoyongan seolah mabuk langsung berorasi berteriak dan mengamcam penumpang
penumpang untuk memberikan uangnya seribu atau dua ribu rupiah dan bahkan
mencopet seandainya penumpang tidak awas, kita berharap dan berdoa semoga
aparat kemanan dan masyarakat mau bangkit melawan terror terhadap masyarakat
ini. Dalam situasi Pencalonan Presiden mendatang jangan juga masyarakat takut,
cemas, seolah akan ada kerusuhan yang timbul seandainya Capres A tidak terpilih
siapapun yang menjadi Pemimpin mendatang itu adalah kehendak Tuhan, demikian
juga halnya siapapun yang menjadi Gubernur mendatang itu atas kehenhak Tuhan
melalui UU, Pilihan Rakyat tidak seorangpun didunia ini yang dapat melawan
kehendak Tuhan (Keluaran 18:21).
Kedua , Yesus Mengutus para murid-Nya (ay.21-22)
Ø
Pada bagian ini, Yesus mengucapkan “Damai sejahtera bagi kamu” untuk kedua kalinya kepada para murid-Nya.
Kalau ucapan “Damai sejahtera bagi kamu”
untukkedua kalinya kepada para
murid-Nya. Kalau ucapan “Damai sejahtera”
pada ayat 19 adalah untuk menenangkan
hati murid-murid-Nya, tetapi ucapan yang kedua ini dengan tujuan mempersiapkan
mereka guna menghadapi pernyataan baru tentang pengutusan mereka, yaitu “Sama seperti Engkau mengutus Aku ke dalam
dunia ini, demikin pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia…”
(bnd.17:18). Di sini tidak ada yang diubah dalam rencana sang Guru bagi mereka.
Ø
Sebagai kelengkapan para murid dalam rangka
pengutusan-Nya, Yesus menghembusi mereka
dan berkata:”Terimalah Roh Kudus.” Peristiwa ini mengingatkan akan penciptaan
manusia (Kej.2:7), seakan-akan untuk
mengumkan penciptaan baru yang merupakan hasil dari penerimaan Roh Kudus
dan bukan penghembusan nafas oleh Allah, sebagaimana yang Yesus jelaskan
sebelumnya:
“Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya; sebab Roh itu belum dating karena Yesus belum dimuliakan” (bnd.
Yoh.7:39). Hal ini tidak harus meniadakan setiap hubungan dengan Roh pada
saat-saat pemuridan yang lebih awal dan juga tidak harus meniadakan kedatangan
Roh Kudus atas mereka pada hari Pentakosta (Kisah 2). Di sini Roh merupakan perlengkapan
yang diperlukan utuk melaksanakan tugas yang ada di depan yang diurasikan pada
bagian ketiga.
Ketiga , Kuasa untuk
mengampuni dosa (ay.22)
Ø
Kristus memberikan kuasa kepada para murid-Nya
untuk mengampuni serta menahan dosa orang. Disini para murid harus memiliki
pemahaman dan pengertian yang pasti tentang hati manusia(seperti ysng dslsm
kasus-kasus tertentu diberikan kepada seorang rasul, Kisah 5:3), atau
pengampunan dosa yang mereka beritakan harus disampaikan dengan syarat. Tidak
seorangpun dapat melakukan alternative yang pertama. Jadi apa yang diserahkan
Tuhan Yesus kepada para murud-Nya adalah hak yang benar untuk menyatakan di
dalam nama-Nya, bahwa ada pengampunan bagi dosa manusia, dan apa syarat-syaratnya
agar dosa-dosa tersebut diampuni. Tercakup dalam hal ini ialah keyakinan atas
kematian dan kebangkitan-Nya (dinyatakan dengan kehadiran_Nya sendiri). Dan hasilnya
berupa penugasan untuk pergi dan bersaksi tentang Dia, pemberian perlengkapan untuk amanat itu
sendiri yang berpusat pada pengampunan dosa. Di dalam refleksi kehidupan sehari
hari mengampuni orang lain yang telah melakukan kejahatan, kekejiaan, fitnah
adalah hal yang amat sulit dilakukan Contoh pengampunan Elisahabet Ibu ade Sara
Suroto http://batu-penjuru.blogspot.com/2014/03/elizabeth-ibu-ade-sara-mengampuni.html,
adalah bukti nyata mengikut Kristus. Contoh
lainnya adalah sikap Gubernur DKI Jokowi dan Capres PDIP yang kerap memafkan orang lain
siapapun orangnya dan keyakinannya tetapi dia selalu mengampuni orang yang
selalu menyakitinya dia telah melaksanakan Firman Tuhan, kata “Ra popo” yang
dipublikasikan social media mempunyai magna memaafkan walaupun orang tersebut
begitu tersakiti.
Ø
Berdasarkan Firman Tuhan itu, sebagai Mengikut
dan Pelayan Yesus Kristus, kita harus bangkit dari kondisi kita saat ini “Are
You Ready For Change? ” tentu saja Yes ….Tuhan memberkati kita semua Amin. (Dkn. AME)
Sumber:http://wartanusantaraku.com
ARE YOU READY FOR CHANGE?
ReplyDelete