Photo bersama DPP GEMPAR dengan Djarot Syaful Hidayat Wakil Gubernur non aktif DKI Jakarta |
Kairospos.com, Jakarta - Isu SARA mulai hari ini kita sudahi, stop pembicaraan yang mengadu domba antar umat beragama dan etnis yang menghabiskan energi waktu, materi percuma kita harus pikirkan pembangunan Jakarta sebagai kota moderen di Asia, demikian isi pidato Djarot Syaful Hidayat Wakil Gubernur non aktif DKI Jakarta saat menghadiri pelantikan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Generasi Pembaharu (GEMPAR) Indonesia di Graha Bethel, Jalan Ahmad Yani, Jakarta, Sabtu (26/11/2016).
"Sebagai miniatur Indonesia, Jakarta harus menjadi kota yang aman, nyaman dan modern. Jakarta harus menjadi teladan bagi daerah lain di Indonesia. itu sebabnya, sangat disayangkan adanya pemanfaatan SARA (Suku, Agama, Ras dan antargolongan) dalam Pilkada di DKI Jakarta. Indonesia adalah kita semua, apapun agama dan sukunya. Dengan idilogi Pancasila dan UUD 1945, NKRI dibentuk oleh Bhinneka Tunggal Ika NKRI,” kata Djarot
"Dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta ini jangan memilih berdasarkan kesamaan agama, suku dan golongan, tetapi lebih kepada kualitas dan kepercayaan membangun Jakarta Baru yang lebih baik" terang Djarot.
“Ahok itu bicara dulu baru mikir, tapi niatnya baik, bicaranya meledak-ledak ceplas ceplos sebagi ciri orang luar Jawa, beda dengan saya yang dari Jawa mikir dulu yang lama baru bicara, bicara pelan takut salah," uangkapnya disambut tawa hadirin , jadi kami bisa saling mengisi dan melengkapi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Gempar Indonesia, Yohanes Sirait dalam kesempatannya mengatakan, bahwa pihaknya telah menyetujui DPD Gempar DKI Jakarta yang mendukung pasangan nomor;2 Basuki-Djarot di Pilgub DKI Jakarta.
Menurut dia, Jakarta Baru yang didengung-dengungkan oleh Jokowi-Ahok pada Pilgub Jakarta lalu, kini telah kelihatan karena kerja nyata Jokowi-Ahok-Djarot. oleh karena itu, katanya, pembangunan Jakarta harus dilanjutkan.
“Ibarat manusia, ‘Jakarta Baru’ baru berumur usia bayi oleh karena itu harus tetap diasuh oleh orangtua kandungnya yakni Ahok-Djarot,” kata Yohanes.
Yohanes juga meminta kepada DPD Gempar Jakarta untuk sungguh-sungguh memperjuangan pasangan no.2, Basuki,Djarot (Badja) untuk bisa kembali memimpin Jakarta. bukan cuman tenaga, waktu dan pikiran, Yohanes juga meminta Gempar Jakarta dan juga DPP berani berkorban memberikan dompetnya.
“Sekarang saya minta bikin selebaran komitmen (takenlist) untuk diisi oleh seluruh anggota Gempar Indonesia yang hadir di ruangan ini, isi namamu di situ dan jumlah dana yang bisa kamu berikan,” tegasnya.
Dalam orasi politiknya, Yohannes Sirait mengingatkan bahwa pajabat publik sejatinya adalah pelayan publik, bukan penindas publik. Penyimpangan yang kerjadi saat ini yang dilakukan pemuda seperti; narkoba, freesex dan macam kejahatan lainnya harus diantisipasi. hal itu bisa dilakukan dengan adanya wadah pemuda yang bertujuan untuk turut membangun bangsa dan negara.
“Empat tujuan dari GEMPAR Indonesia adalah menegakkan, mempertahankan UU 1945 secara komprehensif, mewujudkan Indonesia berkeadilan dan menghormati HAM, mewujudkan Indonesia makmur dan merata dan terakhir menjadi generasi muda pembaharu,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu juga, sebagai bukti dukungan, Gempar Indonesia menyerahkan 300 ribu KTP dukungan kepada Djarot yang mereka kumpulkan.
Djarot berharap, dukungan yang diberikan harus nyata di lapangan dengan bagaimana bisa merangkul dan meyakinkan orang lain juga untuk memilih Basuki-Djarot. Kemudian harus berani memperjuangkan kebenaran dengan niat baik dan suci untuk Jakarta dan Indonesia yang lebih baik.
“Sehingga 5 tahun ke depan, dalam periode kepemimpinan kami, dapat menuntaskan mewujudkan Jakarta Baru sehingga orang melihat Jakarta akan berkata; ”Ini Baru Jakarta’, tidak kalah dengan kota megapolitan lainnya di dunia,” tandas Djarot disambut tepuk tangan meriah dan pekikan semangat dukungan dari hadirin yang hadir. (Thony)
0 Response to "Djarot : Ahok Bicara Dulu Baru Mikir, Tapi Niatnya Baik "
Post a Comment