KAIROSPOS.COM, Jakarta - Pidato Donald Trump mengakui dan mendeklarasikan perpindahan ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem menimbulkan gejolak protes masyarakat dunia. Yang pasti gerakan intifada yang selama ini diam bergejolak kembali. Kami berusaha mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebanyak mungkin agar masyarakat tercerahkan dan mampu berfikir sendiri dan memahami kondisi yang berlangsung.
70 tahun lalu, Nopember 1947, untuk pertama kali, Presiden Amerika Harry Truman, mengakui Israel sebagai negara dan Jerusalem sebagai kota Internasional.
Setelah 70 tahun Jerusalem terbaikan, Rabu, 6 Desember 2017, Presiden Amerika Donald Trump, mengakui Jerusalem sebagai Ibukota Israel. Jerusalem, kota yang tidak terpisahkan dengan bangsa Israel.
Apakah ini menggenapi Firman,
Yeremia 29:10 (TB) Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
2 Tawarikh 36:21 (TB) Dengan demikian genaplah firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu pulih dari akibat dilalaikannya tahun-tahun sabatnya, karena tanah itu tandus selama menjalani sabat, hingga genaplah tujuh puluh tahun.
Yang pasti pupuslah harapan Palestina, menjadikan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya, pupuslah gagasan dua negara di Jerusalem.
Jerusalem kembali kepada Israel sebagai pemilik, penjaga yang sah kota Kudus Allah Israel. Dan sudah pasti, Israel sudah memegang kekuatan hukum untuk kembali membangun Bait Suci ke 3. Pengganti Bait Suci Israel ke 2 yang dihancurkan tentara Romawi tahun 70 masehi. Menggenapi Nubuatan Firman.
Mengikuti keputusan Trump yg sangat berani, chehnya dan Philipina juga mengakui Jerusalem sebagai Ibukota Israel. Dan hari2 mendatang, pengakuan Jerusalem sebagai Ibukota Israel pasti berdatangan.
Terima kasih Tuhan Allah Yesus, telah kembali memperhatikan Jerusalem, penggenapan Firman Mu makin nyata. Kiranya Tuhan Allah Yesus memberkati Israel, semua bangsa dan semua orang, yang mengakui Jerusalem kota Kudus Mu, dibawah kekuasaan Israel. Amen. Pendapat seperti ini ramai muncul dengan alkitab sebagai dasar pemikirannya bukan konstitusi.
SEJARAH KOTA YERUSALEM
Berikut adalah timeline (rentang waktu) sejarah Yerusalem.
A. PERMULAAN
2500 SM : Bangsa Kanaan datang dari tenggara, menamakannya Yerusalem seperti nama Dewa bangsa Kana'an.
2000 SM : Bangsa Amorit memasuki dari tenggara, disusul bangsa Fenisia dari utara.
1200 SM : Bangsa Filistin (Palestin) datang dari daerah Yunani dan menempati selatan kawasan ini. Dan Bani Israel yang keluar dari Mesir dibawah pimpinan Nabi Musa dan Nabi Harun datang dan menempati bagian timur Laut Mati sehingga mendesak kedudukan bangsa Kanaan.
B. MASA KEKUASAAN RAJA-RAJA ISRAEL (1025 SM - 586 SM)
1010 SM : Bangsa Filistin mengalahkan Raja Saul (raja Israel yang pertama) dan mengambil Tabut Perjanjian milik Israel.
1000 SM : Raja Daud bin Isai (kaum Muslim menyebutnya sebagai Nabi Daud A.S.) yang naik tahta setelah raja Saul, berhasil menaklukkan kota Yerusalem, dan menjadikannya sebagai ibukota Kerajaan Israel.
962 SM : Raja Salomo bin Daud (Nabi Sulaiman A.S.) mendirikan Bait Suci kaum Yahudi untuk Pertama kali di Ibukota Yerusalem.
722 SM - 586 SM: Kerajaan Asyuriah (Suriah) dan Babilonia menguasai Yerusalem dan mengalahkan Kerajaan Israel dan Yehuda (Israel saat ini pecah menjadi dua kerajaan: Israel dan Yehuda/Judea). Raja Nebuchadnezzar II (605 SM-562 SM) menawan bangsa Yahudi ke Babilonia.
587 SM: Pengasingan bangsa Yahudi ke Babilonia sebagai tawanan.
C. MASA SETELAH PEMBUANGAN KE BABEL
539 SM - 331 SM : Kerajaan Persia (Farsi) di bawah raja Cyrus (Koresh) mengalahkan Babilonia dan Cheldania (Irak) dan menduduki Yerusalem, pada masanya orang-orang Yahudi yang ditawan diijinkan kembali ke Yerusalem.
332 SM : Kerajaan Makedonia (Yunani) di bawah Raja Aleksander yang Agung (Iskandar Syah) menduduki Yerusalem setelah mengalahkan Persia.
166 SM - 37 SM : Setelah Yunani dikalahkan oleh Romawi, dinasti Yahudi dari keluarga Makkabe memberontak melawan Romawi dan kembali mendirikan kerajaan Israel di Yerusalem.
35 SM - 96 M : Pemberontakan kaum Yahudi berhasil dipatahkan. Kaisar di Roma mengangkat dinasti Herodes untuk memerintah Israel sebagai kerajaan taklukkan Romawi.
D. MASA MASEHI
6 SM: Kelahiran Yesus Kristus atau Nabi Isa Al Masehi di Betlehem yang berada dibawah kekuasaan dinasti Herodes, pada zaman pemerintahan Gaius Julius Caesar Augustus di Roma (Kaisar Octavianus Augustus).
33 M: Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus, pada zaman Yerusalem berada dibawah kekuasaan seorang Prokurator (Gubernur) Romawi yang bernama Pontius Pilatus utusan Roma.
70 M: Yerusalem dimusnahkan oleh tentara Romawi atas perintah Kaisar di bawah pimpinan Jenderal Titus. Dihancurkan secara habis-habisan. Dari bangunan kompleks Bait Suci Yahudi hanya tersisa tembok barat (tembok yg sekarang masih ada sampai hari ini dan disebut sebagai 'Tembok Ratapan' oleh karena tragedi hancurnya kota suci dan Bait Suci Yahudi ini).
117-138 M: Kaisar Uryanus (Romawi) membasmi habis pemberontakan orang-orang Yahudi, hanya beberapa orang yang sempat melarikan diri. Semua bangunan hancur rata.
313 M: Yerusalem berada dibawah kekuasaan Bizantium (Romawi Baru / Romawi Timur) yang memberikan kebebasan beragama bagi umat Kristen. Pada masa kekuasaan Kaisar Konstantin, Ratu Helina sang ibu suri berziarah ke Yerusalem dan mendirikan Gereja Makam Yesus Kristus yang masih ada hingga kini.
614 M: ketika Kekaisaran Bizantium diperintah oleh Kaisar Heraklius (614-641), Yerusalem ditaklukkan oleh Tentara Persia. Penghancuran secara habis-habisan lagi.
627 M: Raja Heraklius merebut kembali Yerusalem dari tangan Persia.
E. MASA KEJAYAAN ISLAM DAN PERANG SALIB
636 M: Khalifah Umar bin Khattab memasuki wilayah Yerusalem.
637 M: Yerusalem berhasil ditaklukkan sepenuhnya oleh Tentara Arab.
1099 M: Yerusalem direbut oleh Tentara Perang Salib. Penghancuran secara habis-habisan kembali terjadi.
1190 M: Shalahuddin Al-Ayyubi mengambil alih Yerusalem dari Tentara Perang Salib dan menghapus larangan orang Yahudi untuk tinggal di sana. Dibawah beliau, orang Yahudi bebas merdeka.
1244 M: Ditaklukkan oleh bangsa Tatar Kharezmia
1247 M: Ditaklukkan oleh Mesir.
1517 – 1917 M: Yerusalem menjadi bagian dari daerah jajahan Kerajaan Turki Usman
F. MASA MODERN
1917 – 1948 M: menjadi bagian dari daerah mandat Britania Raya, dan diberi nama Palestina (seperti nama yang pernah diberikan oleh Kekaisaran Romawi dahulu kala, yaitu dengan menggunakan nama bangsa yang menjadi musuh bebuyutan bangsa Israel, yaitu bangsa Palestin/Filistin).
1948 M: Republik Israel modern dideklarasikan. Kota Yerusalem dibagi dua oleh PBB. Bagian barat dikuasai Israel, bagian timur dikuasai Kerajaan Yordania. Yordania membawa banyak warganya masuk dan menduduki wilayah ini hingga sekarang.
1950 M: dideklarasikan kembali sebagai Ibukota Israel.
1967 M: Setelah "Perang Enam Hari", bagian barat dan timur Yerusalem seluruhnya dikuasai oleh Israel.
2000 M: Muncul aksi Intifada II setelah Perdana Menteri Israel berkunjung ke Tembok Ratapan.
2017 M: Amerika Serikat dibawah pemerintahan Presiden Donald J. Trump mengumumkan pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibukota historis dan resmi dari Republik Israel. Pernyataan ini ditentang oleh banyak negara.
Demitologisasi dan Desakralisasi Yerusalem
Ulasan menarik dari Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (Dr. Andreas Anangguru Yewangoe (Ketua Majelis Pertimbangan PGI/Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila)
Dalam diskusi di Bandung tadi malam (8 Desember 2017) ada yang bertanya tentang pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel. Apa pendapat kami.
Ini pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Kita tahu bahwa unsur-unsur emosi keagamaan dengan sangat mudah dipicu kalau orang bicara tentang Yerusalem, dan Israel-Palestina pada umumnya. Untuk itu barangkali buku Karen Armstrong tentang Yerusalem bagus untuk didalami.
Sebagaimana kita tahu, sejak negara Israel diproklamasikan tahun 1947, sejak saat itu orang Palestina yang sudah hidup di negeri itu selama ribuan tahun kehilangan tanahnya. Bahkan ada orang Palestina yang hanya diberi kesempatan 1 atau 2 jam saja berkemas meninggalkan rumah dan tanahnya.
Kita tahu Israel telah meninggalkan Tanah Palestina berdiaspora sejak tahun 70 Masehi pada waktu Yerusalem dihancurluluhkan oleh Jenderal Titus. Sejak saat itu mereka ada di mana-mana di seluruh dunia ini. Hitler dengan “Kerajaan Ketiga”nya memicu Perang Dunia II. Pada waktu itu orang Yahudi dikorbankan Hitler dengan Holocaustnya yang terkenal dan mengerikan itu. Maka negara-negara Barat pemenang PD II merasa bersalah terhadap orang Yahudi. Itulah sebabnya segera setelah PD II, negara-negara pemenang itu mendorong didirikannya Negara Israel yang selama ini telah menjadi cita-cita Gerakan Zionisme dengan ibukota Tel Aviv.
Ketika negara Israel diproklamasikan, Yerusalem dibagi dua. Bahagian Timur diberikan kepada Israel, sedangkan bagian barat, kota lama kepada Yordania. Namun pada perang 6 hari tahun 1967, Israel merebut bahagian kota lama dan mengklaim seluruh kota sebagai miliknya. Namun tidak ada satu negarapun di dunia termasuk PBB mengakui klaim Israel menjadikan Yerusalem sebagai ibukotanya.
Yerusalem tetap dianggap sebagai kota yang di dalamnya situs-situs tiga agama terdapat. Maka karena itu orang lebih cenderung berpikir tentang Yerusalem sebagai “kota terbuka”. Bahkan ada yang berpikir memberi status internasional kepada Yerusalem. Demikianlah kedudukan kota itu hingga sekarang.
Pertanyaan adalah, haruskah kota itu dipandang sebagai kota sakral karena situs-situs agama terdapat di dalamnya? Sesungguhnya dari perspektip Kristiani Yerusalem tidak lagi merupakan kota sakral sejak Yesus Kristus memecahkan mitos kesakralan itu dengan tercabiknya tirai di Bait Allah pada peristiwa penyaliban. Maka sejak itu umat Kristiani hendaknya berpikir mengenai demitologisasi dan desakralisasi terhadap Yerusalem. Setidak-tidaknya ada 2 referensi di dalam PB yang bisa diacu untuk mendukung pendirian ini.
Pertama, dalam percakapan Yesus dengan perempuan Samaria, Yesus mengatakan: “Akan tiba saatnya Allah disembah bukan di gunung ini atau di Yerusalem melainkan dalam Roh dan kebenaran”. Kedua, dalam kitab Wahyu, Yohanes melihat “Yerusalem baru” yang turun dari surga. Ini berarti Yerusalem lama telah tidak layak. Bukankah Yerusalem lama membunuh nabi-nabi dan para utusan Tuhan sebagaimana dikatakan Yesus?
Tentu pertanyaan adalah, masih perlukah mengunjungi Yerusalem sekarang ini? Ya, bagi yang berduit boleh-boleh saja berwisata ke sana. Namun tidak lebih dari mengunjungi situs-situs bersejarah (menurut kitab kanonik sebagai 'asset'). Mungkin sebagai napak tilas terhadap jejak-jejak Yesus dan lokasi bersejarah lainnya. Mungkin ada yang makin dikuatkan imannya setelah mengunjungi tempat-tempat itu. Tidak apa-apa. Tidak dilarang untuk itu.
Tetapi di dalam melakukan itu kita harus selalu ingat nasib orang Palestina yang terusir dari situ sejak proklamasi negara Israel dan sejak aneksasi tahun 1967. Maka pada akhirnya persoalan Israel-Palestina, dan khususnya Yerusalem bukanlah soal agama, tetapi soal tanah air.
Sumber : dari berbagai sumber.
Related Posts: