KAIROSPOS.COM, Jakarta - Penginjilan adalah tugas utama Gereja. Dalam melakukan penginjilan, tidak ada dikotomi antara pekabaran Injil dan pelayanan sosial ekonomi. Keduanya bertujuan untuk menjadikan semua bangsa murid Allah. Gereja harus melatih jemaatnya supaya bersemangat dan terampil mengabarkan Injil. Demikian kesimpulan Konferensi Internasional “Makna 500 tahun Reformasi Martin Luther bagi Penginjilan” yang diadakan oleh Sie Pekabaran Injil HKBP Kebayoran Baru di Jakarta (22/7).
Pada dasarnya semua Gereja berhutang
kepada penginjilan. Gereja HKBP lahir sebagai buah dari penginjilan yang
dilakukan para misionaris Rheinische Missions Gesselschaft (RMG). Konfessi HKBP
pasal 9 pun menyatakan bahwa tiap-tiap orang Kristen terpanggil menjadi saksi
Kristus. Inilah yang dilakukan Nommensen ketika ia membangun pos-pos
penginjilan. Di mana Injil diberitakan oleh Nommensen, di situ sekaligus ada
pendidikan, pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan.
Konferensi Internasional yang
persidangannya dipimpin oleh Ambassador for Peace Ev. St. Partogi Samosir Ph.D
tersebut, menghadirkan para pembicara Pdt. Binsar J. Pakpahan Ph.D, missionaris
Amerika Serikat Ed Travis, Ev. St. Ida Panjaitan Sianturi D.Min, Pdt. Ir.
Busmin Simanjuntak D.Min, Ev. Rachmat Heran Hutagalung, Ev. St. Derlina R.
Hutapea, St. Dantes Simbolon MA, Ev. Ir. Saut R. Aritonang, Sekretaris Umum
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Alan Singkali, Pdt. Marisi
Simanjuntak M.Div, Ev. Irma Agriani Sihite, Ev. Rufinus Dolosaribu, Ev. Barita
Simanullang STh, St. Ir. Pinondang Simanjuntak MT, Ev. Ir. Sirus Abadi, Ev.
Kriston Sidjabat SE, wartawan senior Hotman L. Gaol, Pdt. Marihot Siahaan STh,
Ketua Persekutuan Abdi Bangsa Kawas Rolant Tarigan, Binsar Reo Marthin
Simanjuntak STh, Andy Roy Panjaitan MBA, dan analis investasi Pnt. Pelipus
E. Patandi.
Menjamurnya gossip, korupsi, dendam,
HoTeL (hosom, teal, late – akronim dalam bahasa Batak), perselingkuhan, dan
kekerasan yang dilakukan oleh jemaat dan pelayan gereja, menjadi bukti nyata
pentingnya penginjilan dilakukan kepada internal jemaat aktif dan pelayan
gereja.
Konferensi Internasional yang dihadiri
oleh jemaat gereja Toraja, gereja Punguan Kristen Batak, mahasiswa STT Rahmat
Emmanuel (REM), dan jemaat dari 32 gereja HKBP itu, mencatat adanya unsur yang
hilang dari penginjilan akhir-akhir ini, yaitu tiadanya kesatuan. HKBP perlu
membuka diri untuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga keumatan ekstra-gerejawi.
Itulah revolusi mental penginjilan berdasarkan Yohanes 17:21.
Konferensi Internasional yang
dilayani oleh Ketua Sie Pekabaran Injil HKBP Kebayoran baru Joice Tobing M.Min
(doa pembukaan), Pdt. Bonatua Siregar STh (kata sambutan), dan Ev. St. Holong
Aritonang (doa penutup), menyerukan agar paradigma Martin Luther “ecclesia
semper reformanda” diterapkan sehingga Gereja selalu mereformasi Gerejanya agar
relevan dengan kebutuhan jemaatnya kini. Jangan Pearaja-oriented, tetapi
local-oriented.
Penulis : Partogi Samosir.
0 Response to "Makna 500 tahun Reformasi Martin Luther bagi Penginjilan"
Post a Comment