KAIROSPOS.COM, Jakarta - Beruntun, serentak, dan berantai para kepala daerah ditekuk KPK melalui operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada media April 2018. Sudah lima kepala daerah yang tertangkap KPK. Setelah Bupati Hulu Sungai Tengah Abdul Latif, Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko, , Bupati Ngada Marianus Sae, Bupati Subang Imas Aryumningsih, dan terakhir yang ditangkap ialah Bupati Lampung Tengah Mustafa Rabu (14/02/2018).
Seakan jelas terbaca mereka berlomba mengejar target menjadi peserta Pilkada 2018 menggunakan dana Anggaran Belanja Daerah yang seharusnya untuk pembangunan infrastruktur daerah untuk kesejahteraan rakyat bukan kepentingan berebut kekuasaan untuk memenuhi nafsu berkuasa kepentingan diri atau kelompok dan partai yang mendukungnya.
Bupati Imas yang juga Ketua DPD Partai Golkar Subang ditangkap Rabu (14/2) dini hari karena diduga menerima suap terkait dengan perizinan proyek Pelabuhan Patimban.
Berikutnya penangkapan Mustafa berkaitan dengan operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK pada Rabu (14/2).
OTT itu disebut berkaitan dengan persetujuan DPRD atas pinjaman daerah kepada korporasi. Rencananya, uang itu digunakan untuk pembangunan proyek infrastruktur yang dikerjakan Dinas PUPR Kabupaten Lampung Tengah. Total ada 19 orang yang ditangkap KPK dalam OTT tersebut.
OTT itu disebut berkaitan dengan persetujuan DPRD atas pinjaman daerah kepada korporasi. Rencananya, uang itu digunakan untuk pembangunan proyek infrastruktur yang dikerjakan Dinas PUPR Kabupaten Lampung Tengah. Total ada 19 orang yang ditangkap KPK dalam OTT tersebut.
"Tim berkoordinasi dengan Polda Lampung dan sekitar pukul 18.20 WIB, Bupati Lampung Tengah sudah bersama tim dan kemudian diamankan dan dilakukan pemeriksaan awal," ucap Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (15/2/2018), seperti yang kami kutip dari detiknews.
Ngeri kali permainan ini makin nekat saja mereka kayak premen terminal dan pajak (pasar) Medan saja, itu candaan anak Medan. Menggambarkan fenomena tersebut. Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menyebutnya seperti fenomena serial killer karena penangkapan para kepala daerah pelaku korupsi cenderung terjadi berantai dan beruntun hingga beberapa kali.
0 Response to "Beruntun Bancakan APBD Yang Dilakukan Kepala Daerah Ditekuk KPK"
Post a Comment