Ketum MUKI (Majelis Umat Kristen Indonesia) Djasarmen Purba SH. |
KAIROSPOS.COM, Jakarta - Ketum MUKI (Majelis Umat Kristen Indonesia) Djasarmen Purba SH mengeluarkan pernyataan sikap terkait tindakan kekerasan di Gereja Santa Lidwina Sleman Yogyakarta "Membangun Kebersamaan dan Kerukunan Umat Beragama".
Tindakan kekerasan bernuansa agama kembali terjadi di Indonesia kali ini di kota budaya Yogyakarta. Penyerangan yang dilakukan terhadap Pastor dan jemaat serta pembubaran kebaktian/ibadah Gereja Santa Lidwina Bedhog Trihanggo Sleman pada tanggal 11 Februari 2018 telah mencoreng kebhinnekaan, toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia. Dalam kejadian brutal tersebut Pastor yang memimpin misa Romo Edmund Pier SJ, sejumlah jemaat dan anggota kepolisian menjadi korban luka-luka karena bacokan.
Kejadian ini sangat memprihatinkan karena terjadi sehari setelah penutupan acara Musyawarah Besar Tokoh Lintas Agama dan Kepercayaan se-Indonesia yang menghasilkan rekomendasi salah satu diantaranya adalah perlu jaminan terciptanya stabilitas dan kerukunan umat beragama. Peristiwa penyerangan dan pembubaran kebaktian/ibadah di Sleman Yokyakarta tanggal 11 Februari 2018 adalah salah satu bentuk dari upaya-upaya untuk mencabik-cabik kebhinnekaan dan pada akhirnya membenturkan kelompok-kelompok umat beragama di Indonesia.
Mencermati kejadian-kejadian intoleransi bernuansa keagamaan sepanjang bulan-bulan awal tahun 2018 baik yang terjadi di Jawa Barat, Banten dan Yokyakarta telah mengganggu dan menggorogoti stabilitas, keamanan dan kerukunan umat beragama karenanya harus dilawan oleh seluruh rakyat Indonesia dengan tidak memberi ruang gerak dan kesempatan bagi pelaku-pelaku intoleran muncul di tengah-tengah masyarakat yang dapat merusak kebhinnekaan.
Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) sebagai organisasi kemasyarakat dari umat Kristen menyatakan pernyataan sikap:
Pertama , MUKI mengecam segala bentuk aksi kekerasan dan intoleransi yang merusak kebhinnekaan di Indonesia, dalam hal ini aksi kekerasan penyerangan Gereja yang baru saja terjadi di kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yokyakarta.
Kedua, MUKI turut berduka atas adanya korban-korbanluka-luka, baik Pastor yang memimpin misa, umat Katolik yang sedang beribadah dan aparat kepolisian.
Ketiga, MUKI menghimbau dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melawan segala bentuk kekerasan dan intoleransi yang merusak kebhinnekaan dengan bergandengan tangan dalam kebersamaan, berdoa dan mempercayakan kepada Tuhan seluruh peristiwa yang sudah terjadi dan memohon senantiasa perlindungan-Nya.
Keempat , MUKI mendukung sepenuhnya tindakan pemerintah dan aparat keamanan, khususnya Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk mengambil tindakan tegas dengan membasmi pelaku-pelaku kekerasan, kelompok-kelompok intoleran sampai keakar-akarnya agar peristiwa serupa tidak terulang lagi dan Indonesia tetap aman sentosa.
Kelima , MUKI menyerukan membangun dan menata ulang kebersamaan dan kerukunan umat beragama agar dapat tercipta stabilitas, tercapainya tujuan dan cita-cita Nasional yaitu masyarakat yang adil dan beradab.
Pernyataan sikap ini dikeluarkan di Jakarta, 12 Februari 2018 oleh Ketum MUKI (Majelis Umat Kristen Indonesia) Djasarmen Purba SH.
0 Response to "DJASARMEN PURBA : MEMBANGUN KEBERSAMAAN DAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA"
Post a Comment