KAIROSPOS.COM, Jakarta - Berterima kasih sama artinya dengan mengucap syukur, bersyukur, mengapa kita mengucap syukur ?. Kita mengucap syukur karena kita telah menerima sesuatu yang baik dari orang lain, biasanya dalam bentuk pertolangan atau pemberian. Tolong dan terima kasih adalah sebagian dari kata-kata pertama yang diajarkan kepada kita. Tak ada yang segembira orangtua atau kakek dan nenek, saat seorang anak mengucapkan kata-kata itu untuk pertama kalinya dan tahu hubungan antara meminta dengan sopan dan menerima dengan berterima kasih.
Namun saat kita tumbuh dewasa, kita lebih terlatih untuk berkata "tolong" daripada "terima kasih", terutama kepada Bapa Surgawi. Kita lebih memusatkan perhatian kepada kebutuhan yang mendesak daripada apa yang sudah kita terima, kita lebih banyak memohon daripada menaikkan pujian. Apabila orang dalam kesulitan ekonomi, sakit, dan permasalan hidup rasanya kelu lidah, dan sangat berat sekali untuk berterima kasih padaNya, selalu menuntut dan mengeluh.
Allah memang mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan segala kebutuhan kita, tetapi Dia juga mendorong kita untuk membiasakan diri berterima kasih.
Ucapan syukur/terima kasih merupakan ungkapan penghargaan kita pada pihak lain yang telah menolong kita. Orang yang tidak mau mengucap syukur adalah orang yang tidak tahu berterimakasih.
Dalam Lukas 17:11-18, dari 10 orang yang disembuhkan Tuhan Yesus, hanya satu orang yang kembali pada Tuhan Yesus sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Dan orang itu justru orang Samaria. Padahal merekalah yang meminta tolong untuk disembuhkan tetapi setelah ditolong jadi tidak tahu diri dan tidak tahu berterimakasih. Sampai-sampai Yesus heran dan berkata; " Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang Sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" (Luk.17:17-18).
Banyak yang telah kita lupakan dalam perjalanan hidup ini. Tapi dari sekian banyak kelupaan itu, lebih sering kita lupa untuk berterima kasih (mengucap syukur). Kita lupa mengucapkan terima kasih pada ibu yang telah susah payah mengandung dan melahirkan kita. Lupa pada peranan guru di sekolah yang telah membimbing kita. Lupa pada orang-orang yang telah berperan dalam kesuksesan karir dan pekerjaan kita. Jika pada sesama saja kita kebanyakan lupa berterima kasih bagaimana Tuhan yang telah acap kali menolong hidup kita ?.
Billy Graham menulis "Tidak mengucap syukur adalah dosa, sama halnya dengan berbohong, mencuri, bertindak amoral, atau melakukan dosa-dosa lain yang disebut alkitab." kemudian dia mengutip Roma 1:21, salah satu dakwaan Alkitab terhadap manusia yang memberontak. Dr. Graham menambahkan, “Tak ada satu pun yang dapat lebih cepat membuat kita menjadi orang yang pahit hati, mementingkan diri sendiri, dan tidak puas, selain hati yang tidak bersyukur. Dan tidak ada yang lebih sanggup memulihkan kepuasan dan sukacita akan keselamatan kita selain roh yang tulus untuk mengucap syukur.”.
Ucapan syukur tampaknya telah menjadi seni yang hilang di masa kini. Warren Wiersbe menggambarkan masalah ini di dalam tafsirnya tentang kitab Kolose. Ia bercerita tentang seorang murid sekolah Alkitab di Evanston, Illinois yang menjadi anggota regu penyelamat. Pada tahun 1860,sebuah kapal kandas di tepi Danau Michigan dekat Evanston, dan Edward Spencer berulang kali berjalan di air beku untuk menyelamatkan 17 penumpang kapal. Dalam proses penyelamatan itu, kesehatannya menjadi buruk. Beberapa tahun kemudian, pada hari pemakamannya , diketahui bahwa ternyata tidak ada satu pun orang yang diselamatkan berterima kasih kepadanya.
Marilah kita lebih sering meluangkan waktu untuk mengingat bagaimana teman, sahabat, dan keluarga telah banyak menolong kita. Bagaimana Allah telah menyelamatkan kita dari kematian kekal dan telah memberikan kehidupan kekal melalui Putra-Nya. Sudahkah Kita mengucap syukur hari ini? Untuk memuliakan Allah dengan sukacita atas segala anugerah yang telah diberikanNya? Tetaplah mengucap syukur, Sebab hanya orang-orang yang tidak pernah merasakan pertolongan saja yang pantas untuk tidak mengucap syukur.
Sumber : Bahan persiapan Kotbah Presbiter GPIB.
Topik Bahasan : Mazmur 66:1-7
Editor : Thony Ermando.
0 Response to "BERTERIMA KASIH"
Post a Comment