KAIROSPOS.COM, Jakarta - Suasana kekeluargaan nampak sekali dalam pertemuan malam itu, pendeta Welly Massie sebagai tuan rumah. “Shalom selamat datang dalam kebersamaan kita, ini bukan ada acara khusus atau kebaktian ini semata hanya kebersamaan dan makan malam bersama”, ungkap Welly menyapa para tamu yang hadir baik dari teman-teman Core di gereja lokal, beberapa group tour, Persekutuan Doa Narwastu, teman-teman penginjil, Group senam AW3 serta beberapa jurnalis Kristen dan juga keluraga dan kolega Welly.
PDP Welly Massie yang
nampak ceria dan selalu tersenyum menyapa
para anggota tamu yang datang malam itu. Suasana apartemen yang megah
dengan beberapa tower yang mengelilinginya dilengkapi sebuah kolam renang ditengahnya,
membuat suasana pertemuan malam itu semakin akrab dan cair. Bertempat disisi
kolam renang dengan diterangi lampu taman pertemuan itu dilaksanakan. Dimulai
dengan beberapa pujian kemudian doa dilanjutkan dengan jamuan makan malam.
Sementara pendeta Welly terus menebar senyum menyapa dan saling memperkenalkan
siapa tamu-tamunya malam itu, termasuk di dalamnya rombongan jurnalis nasrani.
Menurut Welly bahwa
pertemuan ini pure atas inisiatifnya sendiri dan tak membawa-bawa nama gereja
di mana dia bernaung. “Saya pas selesai rapat bulanan dengan para core leader
GBI NDC dari ibadah di NCH II APL Tower lantai 8, selesai rapat itulah saya
ajak makan malam bersamaan sambil reunian”, terang Welly mencoba menjelaskan
maksud adan tujuan makam malam ini.
Setelah menikmati
jamuan makan malam, dilanjutan perbincangan dengan ketua-ketua Core serta para
pelayan lainnya termasuk PD Narrwastu bagaimana kisah mereka sehingga tergabung
dalam komsel dan akhirnya menjadi ketua-ketua Core demikian juga kiprah
pelayanan yang lainnya. Beberapa tamu yang coba dimintai kiprah kesaksiannya
antaranya Indrianto, Fifi Wendy Boen, Laurensius HS, Steve Lim dan Darvis
Karsyon. Indrianto yang mendapat kesempatan pertama saat dimintai awal mula
terjun pelayanan hingga menjadi ketua Core mengatakan masuk melayani tahun 2012 sekitar lima tahunan,
awalnya hanya anggota biasa namun akhirnya Tuhan terus mempercayakannya dengan menjadi
ketua Core tak sekalipun menyangkanya.
Kalau tadinya saat
diberikan kepercayaan menjadi ketua core diakui sempat bimbang alasannya tak
menguasai alkitab. Makanya kalau kemudian aktif terjun pelayanan semata karena
kehendak Tuhan. Belum lagi saat dipercaya menjadi ketua core, “Saya bingung
bagaimana caranya membina anggota”, saksinya tersenyum. Namun seiring perjalanan
waktu lama kelamaan Tuhan memampukan karena tuntunan Tuhan, sehingga bisa
membina anggota.
Bicara kesulitannya
suka kecewa, contohnya kalau share tak ada yang merespon, sebetulnya respon itu
penting untuk core, karena disini ada pembagian tugas, seperti sharing firman,
pembawa doa, pembukaan dan sebagainya. Sekarang kalau tak ada respon jadi sulit
dalam pembagian tugasnya. Kadang-kadang seperi itulah yang dirasakan, akibatnya
seringkali merasa tak enak.
Mengenai keanggotaan
Core sendiri tak boleh terlalu banyak juga, karena tujuannya lebih
mengefektifkan komunikasi serta kedalaman dalam mengenal satu dengan yang
lainnya. Kalau banyak justru tak terkontrol.
Sementara Fifi dari core
Sentral Park tadinya bareng dengan bapak Andrianto karena prinsip core tak boleh banyak
anggotanya maka memecahkan diri agar lebih efektif dalam pelayanannya. Dalam core
memang diakui bahwa memiliki background dari keluarga yang berbeda-beda,
pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Namun demikian dengan keperbedaan itu
ternyata saling melengkapi. Di mana kelebihan dan kekurangan saling bisa
melengkapi. Sesuai firman Tuhan bahwa kita satu tubuh Kristus jadi kepalanya,
dengan demikian para anggota core bisa saling mengisi ibarat tubuh ada yang
jadi mata, kuping, kaki dan lain sebagainya. Steve mengajak agar banyak lagi
yang tergabung dalam pelayanan mumpung masih diberi kesempatan, memang tak
mudah tetapi upaya mengajak untuk bergabung dalam pelayanan itu terus dilakukan,
menurut Steve kesulitan dan masalah itu akan selalu ada namun bagaiamana
masalah itu akan terselesaikan yang terpenting sikap hati. Ibu Murni dari
persekutuan doa Narwastu, PD Narwastu sendiri anggotanya ada lima kepala
keluarga dalam kiprahnya PD Narwastu mengadakan kegiatan setiap hari Rabu, Murni menegaskan bahwa dalam PD
Narwastu ini sifatnya oikumene jadi anggotanya berasal dari banyak gereja moto
Roma 12: 11, janganlah hendaknya kerajinanmu kendor dan rohmu
menyala-nyala.Jadi dalam PD tersebut semua anggota hendaknya bertumbuh dalam
pengenalan Kristus dan menghasilkan buah dan membawa jiwa-jiwa.
PD ini membina
pengajaran dalam firman Tuhan sehingga jangan kegiatan yang sifatnya rutin saja
tetapi benar-benar memperlengkapi dan untuk pergi untuk membawa jiwa baru.
Murni sangat bersykur kalau mala mini bisa bersama membangun jejaring sehingga
nama Tuhan dipuji dan dimuliakan.
Mengenai suka duka
ibaratnya juga dikeluarga kadang juga terjadi ribut-ribut demikian pula dalam core
ini tetapi sudah ya sudah, karena semata untuk kemulian Tuhan. Kemudian kenapa
melayani di core karena bagian terimakasihnya kita kepada Tuhan karena sudah
diselamatkan bukan hanya berhenti untuk kita tetapi mau merangkul sebisanya
kita.
Dengan keterbatasan
itu maka kita membutuhkan satu dengan yang lain. Ujar Fifi yang sudah terlibat
selama tujuh tahun. Namun demikian Fifi masih ingin dipakai Tuhan karena hidup
ini adalah kesempatan sepanjang masih ada waktu akan digunakan untuk
kemulianNya.
Harapannya agar semua
orang terserap dalam komunitas core ini tentu menyesuiakan saja sesuai usia,
sehingga bisa saling melayani dengan lahirnya komitmen baru. Karena kalau hanya
hari minggu dating berubadah saja tentu masih tak cukup untuk memperoleh
pertumbuhan rohani yang baik. Untk itu kita butuh keluarga rohani.
Lauren Silalahi
tergabung dalam core sudah dari tahun 2014, sekitar lima tahun sedangkan
bergabung di Komsel sendiri sudah cukup lama sekitar Sembilan tahun. Awalmya mulai core di kota Wisata Cibubur
karena pindah rumah masuk ke GBI Kemayoran Pdt Yanto setelah pindah ke apartemen
CP barulah bergabung dengan Pdt Yosia di NDC, Lauren mengatakan bahwa antara core
dan Komsel ada perbedaan sekalipun memang tak banyak, kesatuan hati kesatuan
jiwa itu sama artinya ada kesatuan antara yang satu dengan yang lain.
Dengan adanyan core terang
Lauren jemaat semakin bertambah pengetahuannya, makin kuat imannya. Karena
mereka ada dalam perkumpulan yang baik, seperti kata Tuhan agar tidak
meninggalkan perkumpulan-perkumpulan, berarti dengan core itu kita sudah
melakukan apa yang difirmankan Tuhan. Dengan core ini kita terberkati karena
berada dalam perkumpulan yang baik, apa yang kita lakukan itu anggota bertumbuh
dan menyiapkan menjadi leader dan mempersiapkan jiwa-jiwa yang benar.
Sedangkan anggota bisa berasal
dari gereja setempat tetapi juga orang luar gereja. Untuk mencari jiwa tiap
minggu ke lima di akan campaign dan bulan September ini juga akan diadakan
campaign.
Karsyon saat dijumpai
mengapresiasi adanya pertemuan-pertemuan yang sifatnya menjalin kebersamaan
yang diinisiasi Pdt Welly, karena sadar bahwa acara semacam ini sangat baik
untuk menjalin dan saling sharing pengalaman kehidupan. Ketika ditanya
bagaimana dengan hamba-hamba Tuhan saat ini Karsyon meliat banyak
pendeta-pendeta besar justru sibuk dalam pelayanan sendiri semnetara melupakan
keberadaan jemaat jematnya yang acapkali juga banyak masalah. “Seperti misalnya
pendeta lebih focus pelayanan yang jauh sementara bagaimana dengan jemaatnya
sendiri tak dipikirkan”, ungkapnya kristis.
0 Response to "Welly Massie : Hidup Rukun Agar Berdampak Ke Semua Orang"
Post a Comment