KAIROSPOS.COM, Jakarta - Memasuki bulan Desember diseluruh dunia umat Kristiani memasuki masa Adven. Penantian kedatangan Kristus pada tanggal 25 Desember 2018. Bulan yang penuh kedamaian ini dihentakkan dengan pembantaian 19 orang pekerja PT. Istaka Karya di tanah Papua. Tanah yang sudah diploklamirkan menjadi tanah perdamaian dan tanah penginjilan ramai dibicarakan masyarakat melalui media elektronik dan cetak menjadi tanah konflik dan pertumpahan darah. Lantas masyarakat mulai bertanya apakah upaya jerih payah misionaris selama puluhan tahun tahun di tanah papua tidak menghasilkan anak domba. Apakah jejak penginjilan Ottow dan Geissler di tanah Papua sudah dilupakan Masyarakat Papua?. Jawabannya tidak, dari pengakuan sandera Jemmy Aritonang yang sudah di eksekusi melalui tembakan senjata dan berpura pura mati, lalu melarikan diri oleh seorang Ibu Jemmy Aritonang dibawa pada seorang Pendeta, dan Pendeta tersebut membawa mereka ketempat pos pengamanan TNI.
Jemmy Aritonang dalam kesaksiannya selalu memceritakan bahwa
tangan Tuhan yang menyelamatkan nyawanya melalui seorang Mama dan Pendeta. Bagi
diri Jemmy Aritonang sang Mama dan Pendeta adalah orang Majus pada dirinya
karena dia bisa hidup dan mendapatkan sukacita bagi dirinya dan keluarganya di
Balige Sumatra Utara. Kisah inilah makna Natal yang terbesar bagi dirinya pada
masa Adven menanti hari Natal kelahiran Kristus.
Jika kita kaji lebih dalam dalam ilmu kriminologi Jemmy
Aritonang adalah Korban bisa diasumsikan sebagai anak Domba dan Gembalanya
adalah Pendeta yang menyelamatkan hidup Jemmy,
Pelakunya adalah KKB(Kelompok Kriminal Bersenjata) kita asumsikan
sebagai Serigala. Hewan srigala yang memiliki naluri membunuh secara kejam
mencabik mangsanya hingga tidak berdaya dan memamerkannya pada orang banyak
bahkan direkam dalam video seperti yang dilakukan ISIS pada sandera yang mereka
dapat dan dampaknya adalah ketakutan pada musuhnya.
Politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara dan matinya
naluri kemanusian. Kembali ke homo homonilupus bahwa manusia adalah srigala
bagi sesamanya demi mendapatkan kekuasaan dan Uang. Apakah dengan melakukan
pembantaian secara kejam KKB(Kelompok Kriminal Bersenjata) dan OPM(Organisasi
Papua Merdeka) makin cepat mendapatkan tujuannya? Menurut pendapat saya tidak
karena tujuan memerdekan diri dari Indonesia tentunya harus mendapatkan
dukungan dan simpati dari dunia luar. Dunia internasional sudah jauh berbeda
pandangan politiknya terutama dalam bidang kemanusian dan keadilan. Dengan
perbuatan pembantaian masyarakat sipil tentu akan mendapat kecaman pada dunia
Internasional dan jangan lupa dunia Internasional sudah mengakui bahwa tanah
papua menjadi tanah penginjilan umat Kristiani dan ini harus dicatat siapapun
yang mempunyai kepentingan di tanah Papua. Jika ada maksud lain ingin
membelokkan arah politik dan kebijakan di tanah Papua sebaiknya berhentilah.
Bersambung………………………….
Penulis : Thony Ermando.
0 Response to "Politik Serigala dan Domba Dalam Suasana Natal"
Post a Comment