KAIROSPOS.COM, Jakarta- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dr.
Ali Mochtar Ngabalin M.Si, mengatakan kemerdekaan Indonesia diraih melalui
perjuangan orang-orang yang datang dari beragam suku, agama dan bahasa. Oleh
sebab itu setiap Warga Negara memiliki sebuah kewajiban yang sama untuk
mewarisi dan melanjutkan semangat nasionalisme yang telah ada sejak masa
kemerdekaan itu. Hal ini diungkap Ngabalin saat menerima kunjungan pengurus
Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur (PMKIT) di KSP, Kamis siang
(21/02/2019).
"Karena setiap orang harus menunjukan identitas dirinya
sebagai seorang nasionalis. Kita tinggal di Negara Indonesia, maka kita adalah
seorang nasionalis. Karena negeri ini ditebus oleh banyak jiwa dengan
berdarah-darah tanpa melihat golongan," ujar Ngabalin.
Ngabalin juga meminta agar semangat nasionalisme menjadi
sebuah nilai yang ikut dipopulerkan oleh PMKIT dalam berorganisasi. Karena,
lanjutnya, pemahaman kebangsaan ini juga diajarkan oleh semua agama di
Indonesia, khususnya dalam bingkai persatuan.
"Kita harus jaga baik Negara ini. Karena tidak hanya di
Islam, tetapi di Katolik, Protestan, Hindu, Budha banyak juga yang mengajarkan
nasionalisme," imbuhnya.
Kedatangan pengurus PMKIT dipimpin langsung oleh sang Ketua
Umum, Pdt. Wilhelmus Latumahina. Dalam penjelasannya kepada Ngabalin, Wilhelmus
berkata organisasi yang telah 22 tahun berkiprah itu lahir karena
keterpanggilan masyarakat Kristen dari bagian Timur Indonesia untuk terus
mengawal kehidupan berbangsa di Tanah Air.
"Kita ini dari tahun 1997, pada dasarnya bermitra
dengan pemerintah. Tujuan utamanya adalah menjaga dan mengawal 4 Pilar
Kebangsaan bersama dengan pemerintah. Sebab tidak sedikit juga
kelompok-kelompok yang mau mengganggu ini," ucap Wilhelmus.
Merespon Wilhelmus, Ngabalin kemudian menjelaskan, bahwa
kehadiran setiap organisasi yang mengusung semangat kebhinekaan perlu
mendapatkan dukungan. Terlebih, dewasa ini bangsa Indonesia tengah menghadapi
sebuah tantangan besar yang berpotensi menimbulkan masalah kerukunan antar umat
beragama, yakni permasalahan intoleransi. Untuk itu dia menegaskan bahwa
pihaknya siap untuk menjalin kerjasama lebih lanjut.
"Bikin seminar, jadi ada sumbangan pikiran dari
Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia bagian Timur tentang Kawasan Ekonomi
Khusus, tentang representasi anak-anak Indonesia Timur. Bapak siapkan anak-anak
muda Kristen, tetapi siapkan juga sedikit ruang bagi anak-anak Katolik dan
Islam," pinta lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo, ini, kepada PMKIT.
Ngabalin juga menyampaikan, selaku pengikut Islam adalah
sebuah kebanggaan bagi dirinya bila diundang umat Kristen untuk berbicara
seputar upaya memelihara kerukunan antar umat beragama maupun tentang semangat
persatuan.
"Jangan lupa, kalau orang Islam diundang oleh orang
Kristen, maka dia akan jalan dengan dada terbuka. Dia akan bangga bisa diundang
oleh orang Kristen," ungkapnya. Acara silaturahim ini difasilitasi PEWARNA Indonesia (Persatuan Wartawan Nasrani) dengan Ketua Umumnya Yusuf Mujiono.
Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur berdiri sejak
tahun 1997. Kini, organisasi ini telah hadir di 17 Propinsi. Dalam
perjalanannya, PMKIT tercatat ikut ambil bagian dalam proses penyelesaian
konflik horisontal yang terjadi di Ambon. Atas peran aktif itulah PMKIT pernah
menerima penghargaan dari Presiden ke-5 Republik Indonesia Hj. Megawati
Soekarnoputri.
0 Response to "Ngabalin: Setiap Orang Harus Menunjukan Identitas Sebagai Nasionalis"
Post a Comment