KAIROSPOS.COM, Jakarta - Nonton bersama film Horas Amang bersama pemain film dan awak media diselenggarakan di Epicentrum Kuningan Senin (23/09/2019). Banyak penonton termasuk awak media hanyut dalam film ini hingga menestkan airmata walau film ini masuk katagori melodrama dan komedi. Sutradara film Steve Wantania asli kawanua ini menceritakan bahwa bintang utama film ini Cok Simbara benar benar menghayati film ini hingga proses cut screen Cok Simbara masih meneteskan airmatanya ungkapnya pada awak media.
Steve Wantania mengatakan "Film ini bersifat universal karena mengangkat permasalahan keluarga yang tinggal di kota besar dengan lingkungan yang berbeda dengan budaya asalnya dalam hal ini masyarakat Batak. Film ini tentang ayah yang mendidik anaknya. Jangan sampai sudah hidup di kota besar terus lupa sama sopan santun adat istiadat dan tugas, Amang itu untuk mengingatkan itu ke anak-anaknya, sang ayah yang hidup menduda membesarkan tiga anaknya dibantu oleh kakaknya perempuan dalam adat batak disebut Namboru dan anaknya yang bernama Nauli diperankan Rizma Simbolon yang banyak dikenal sebagai penyanyi Batak.
Cerita Horas Amang merupakan film yang diadaptasi dari sebuah naskah teater Horas Amang tahun 2016. Film ini berkisah tentang seorang ayah, yang dalam budaya Batak disebut amang, yang merasa sedih karena ketiga anaknya tak lagi mengenal budaya Batak.
Produser film Horas Amang, Jufriaman Saragih, mengatakan bahwa film itu memang akan kental dengan budaya Batak. Bahkan, para pemeran utamanya juga benar-benar berdarah Batak. Shooting film Horas Amang akan dimulai di Danau Toba dan Pulau Samosir, Sumatera Utara, pada 3 Februari 2019. Meski kental nuansa Batak, ia menuturkan film tersebut bukan hanya ditujukan untuk orang Batak. Alasannya, karena pesan moral mengenai nilai adat dan budaya bersifat universal, cocok untuk semua masyarakat Indonesia. Khususnya perantauan.
"Kita menyampaikan bahwa film ini memiliki pesan moral yang bisa diterima oleh beragam kalangan. Jadi enggak cuma Batak, tapi film ini adalah film nusantara," kata Steve Wantania selaku co produser film Horas Amang
Produser film Horas Amang, Jufriaman Saragih, mengatakan bahwa film itu memang akan kental dengan budaya Batak. Bahkan, para pemeran utamanya juga benar-benar berdarah Batak seperti Cok Simbara, Novita Dewi, Tanta Ginting, dan Jack Marpaung, dan Rizma Simbolon, kecuali Piet Pagau dan ada pemeran lai.
Selain itu, film yang disutradarai oleh Irham Acho dan Steve Wantania tersebut akan pula menggunakan lagu latar berbahasa Batak.
"Kami menggunakan soundtrack 'Anakku Naburju'. Ada juga beberapa lagu asli Batak, dengan musik gondang. Kami akan menjaga betul-betul khas Bataknya," ucap Steve Wantania. Jufriaman Saragih menambahkan bahwa film yang diangkat dari naskah milik Ibas Aragi itu diharapkan akan mampu mengajak generasi muda untuk kembali kepada keluarga dan budaya.
Dari penuturan Asye Siregar salah satu sponsor film ini yang kami kutip dari Tabloid Suara Batak mengatakan "Semula kisah dalam film ini diadopsi dari sebuah pertunjuan teter yang sukses di tahun 2016. Pementasan ceritanya dilakukan oleh teater Legiun, dan saat itu meraih sukses besar. Kemudian satu satu sponsor sangat tertarik untuk memfilemkan karena kental dengan dengan budaya Batak. Dalam perjalannya terdapat banyak kendala dan baru terealisir tahun ini," ungkap Asye Siregar.
Lebih lanjut hasil wawancara kami dengan Rizma Simbolon yang baru kali ini terjun kedunia lebar merasa sangat beruntung dan merasa suatu kejaiban bisa mendampingi Cok Simbara yang dipanggilnya sebagai tulang atau paman.
0 Response to "HORAS AMANG FILM MEMPERTAHANKAN KEARIFAN LOKAL"
Post a Comment