KAIROSPOS.COM, - Jakarta - Anggota DPD dari Sumatra Utara Dr. Badikenita Putri Sitepu perempuan tangguh, pandai, cantik dari tanah Karo ini ditemui awak media Kristiani di ruang kerjanya Rabu (16/10/2019). Pertanyaan diawali dengan apa yang sedang dibahas para anggota DPD saat ini Putri sapaan akrabnya menjawab "Kami fokus pada penguatan kelembagaan DPD. DPD penguatan daerah sehingga daerah tidak terjadi seperti sekarang ini daerah minta merdeka karena terjadi disparitas yang tinggi Jawa luar Jawa, bukan karena saat ini saya anggota DPD karena dalam urusan mengelola bangsa dan negara itu harus clear, jangkauannya sampai dimana, jenis kelaminnya harus jelas tidak jadi banci. Fungsi DPD dan DPR itu bikameral (red :sistem lembaga perwakilan rakyat yang terdiri atas dua kamar atau dua badan legislatif seperti di Inggris ada House of Lords dan House of Common) . Hingga dalam membuat amandemen UUD 1945 harus lebih rinci dan jelas. Karena tiap propinsi hanya diwakili 4 (empat) orang bayangkan Propinsi sebesar Jawa Barat dengan 33 Kabupaten Kota hanya mempunyai 4 orang wakil saja. Kesamaan fungsi itu harus ada karena para anggota DPD umumnya para tokoh masyarakat yang sudah memiliki pengalaman yang cukup seperti mantan Gubernur, sehingga tidak ada yang merasa dianaktirikan dianggap sebagai tukang pos" paparnya.
Selanjutnya Putri menjelaskan "DPD juga membuat Draft Rancangan Undang Undang, tetapi jangan hanya membuat usulan saja tidak diajak membahas kelanjutan dari RUU itu" paparnya.
Menanggapi upaya untuk menamjukan daerah Putri berpendapat "Para kepala daerah harus lebih kreatif lagi memajukan pontensi daerah yang dimiliki seperti Banyuwangi yang tadinya dikenal dengan klenik saat ini sumua desa sudah masuk internet dan pengelaran budaya lokal terus digalakkan. Di Sumut banyak masyarakat menam kelapa sawit tapi tetap miskin karena tidak mengembangkan industrinya. Pemerintah harus mendorong aglomerasi (red :pengumpulan atau pemusatan dalam lokasi atau kawasan tertentu) misalnya Bali dengan wisatanya, Papua dengan kerajinan kulitnya dan sebagainya".
Menanggapi maraknya radikalisme di Indonesia Putri memaparkan "Kita di Indonesia tadinya tidak mengenal Radikalisme kita hanya mengenal Bhineka Tunggal Ika dengan derasnya arus globalisasi idiologi asing dengan mudahnya masuk faham radikalisme menjadi trend terlebih jika disparitas ekonomi dan sosial sangat tinggi dan untuk menangkalnya kearifan lokal, budaya lokal harus diperkuat ini juga peran para anggota DPD untuk memperkuat budaya lokal" tutupnya.
(Thony Ermando)
Vidio terkait :
While POS frameworks have just made the installment cycle work for the dealers a simple undertaking by giving robotized or semi mechanized devices to deal with installments. emv reader writer software
ReplyDelete