KAIROSPOS.COM, Timor Leste - Pemimpin legendaris, mantan Presiden dan mantan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menyerahkan Ulos Sadum kepada Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa yg sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Dili (19/5).
Kunjungan kenegaraan itu dilakukan dalam rangka menghadiri pelantikan Jose Ramos Horta sebagai Presiden Baru Timor-Leste (19/5) dan untuk menghadiri perayaan ke-20 Hari Restorasi Kemerdekaan Republik Demokratik Timor-Leste (20/5).
Menurut Direktur Center for the European Union Studies Partogi Samosir, Indonesia dan Timor-Leste memang memiliki hubungan kemanusiaan yang sangat kuat di berbagai aspek kehidupan.
Xanana Gusmao adalah Sesepuh Batak Diak Loos, sebuah komunitas masyarakat Batak di Timor-Leste, imbuh Partogi. Pada tahun 2016, Batak Diak Loos menyematkan ulos (mangulosi) kepada Xanana Gusmao sekaligus meneguhkan beliau sebagai Sesepuh BDL.
Xanana Gusmao mengagumi nilai-nilai Batak (habatahon) yang menjadi pusat nurani orang Batak dalam mempertemukan arus-arus kebudayaan yang berbeda dan saling bersinergi. Partogi Samosir menyaksikan Batak Diak Loos yang dipimpin oleh Robert Pangaribuan memang melestarikan nilai-nilai Batak (habatahon) dan mengembangkannya, sehingga siap diaplikasikan dalam kehidupan modern.
“Etos kerja yang tertanam dalam filosofi Dalihan Na Tolu berarti: tahu diri, mengerti posisi. Ada waktunya menjadi pimpinan (hulahula), ada saatnya menjadi mitra kerja (dongan sabutuha), ada saatnya menjadi pelayan (Boru). Uniknya ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri, tapi kait mengkait. Hulahula (pimpinan) harus mengayomi, memperhatikan boru (karyawannya). Dongan sabutuha atau rekan kerja, sesama selevel harus saling menghargai dan bekerjasama. Boru (karyawan) harus menghargai pimpinan sebagai pemilik perusahaan. Setiap orang pasti menjalani ketiga peran tersebut secara simultan. Tidak ada orang yang selamanya menjadi dongan sabutuha. Ada saatnya dia menjadi hulahula dan boru,” imbuh Partogi Samosir.
Partogi Samosir yg pernah 3 semester menjadi dosen di Universidade Dili berkata, "Nilai perdagangan Indonesia dan Timor-Leste pada tahun 2021 adalah sebesar USD 250,84 juta. Jumlah itu adalah sebuah peningkatan 12,1% dari tahun 2020 (USD 223,8 juta). Hal ini terjadi karena banyaknya kebutuhan pokok Timor-Leste yang harus diimpor dari Indonesia.
Indonesia menjadi mitra dagang dan eksportir utama bagi Timor Leste. 23% barang-barang kebutuhan Timor-Leste berasal dari Indonesia (UN Comtrade, 2020). Timor-Leste juga menempati urutan pertama (terbanyak) jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia, yaitu 819.488 orang pada tahun 2021.
Potensi investasi/ekspansi bisnis di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia dan Timor-Leste yaitu di PLBN Wini, PLBN Napan dan PLBN Oepoli terutama adalah sektor pengolahan air minum ramah lingkungan; pembangunan docking/galangan kapal; dan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah.
Partogi Samosir yg pernah bekerja di KBRI Dili menyatakan bahwa pembangunan kawasan perbatasan bertujuan untuk memperkuat ekonomi daerah di sekitar perbatasan kedua negara, sehingga seluruh masyarakat di wilayah perbatasan tersebut semakin sejahtera dan makmur.
Guna mempercepat perkembangan ekonomi di kawasan perbatasan, Indonesia, Timor-Leste dan Asian Development Bank (ADB) mengadakan program kerja sama pembukaan rute transportasi bis antarnegara dan kerja sama pariwisata.
Partogi Samosir yang pernah menjadi Vice President of the Junior Chamber Indonesia menilai, potensi bisnis yg sangat terbuka saat ini adalah transportasi laut antara Dili-Kupang, transportasi udara antara Oecussi, Kupang, Bali dan bahkan sampai ke Darwin, Australia, serta pendirian rumah sakit modern.
0 Response to "Pemimpin legendaris, mantan Presiden dan mantan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menyerahkan Ulos Sadum kepada Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa"
Post a Comment